ku katakan, "aku akan mencintaimu dan menjadikan kau yang terakhir. sungguh kau takkan ku lepas."
kemudian kau hanya memberiku pertanyaan? "bisakah?" bukan "benarkah?"
aku menjawab, "iya, ku harap kau menginginkan hal yang sama."
lalu, kau hanya mengangguk. dengan tatapan yang berbinar karena kagum bukan tatapan mengintai dengan penuh keingintahuan.
kau tersenyum melihat aku tersenyum. senyummu membuatku ingin memelukmu dalam kehangatan bersama matahari tepat di depan kita. kau membalas pelukku begitu erat tidak dengan pelukan dengan hanya rangkulan memelas dibalik leherku, seakan kau benar tidak ingin kehilangan aku.
pelukanmu menjadikan aku terhanyut dalam kasihmu. teriakan ombak yang sedaritadi menemani kita berbincang kini tak terdengar. bahkan kurasa kakiku tidak menyentuh pasir lagi.
mata kita tertutup saling menghanyutkan diri dalam khayalan dengan rabaan masing-masing. aku menyentuh bibirmu dengan bibirku. dan kau membalasnya dengan baik. tidak mendorongku untuk menjauh, seperti, inilah yang kau pikirkan di kepalamu.
kau begitu yakin denganku. dengan perkataan dan tindakanku. sedang aku bertanya-tanya, "bagaimana bisa kau tahu aku tidak berbohong?".
aku menyesal. ku tinggalkan kau setelah ciuman itu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar