aku mulai bertanya-tanya.. mengapa lampu di kamar ini sangat terang tapi menggelapkan mataku untuk melihatmu?
aku mencarimu di balik kelopak mataku.
dan memasuki pintu-pintu yang memuntahkan setiap bagian wajahmu.
bergerak kau di balik salah satu pintu yang ingin kuberi gembok tapi malah menjadi salah satu pintu yang tak bisa kututup.
senyummu malah bersembunyi di balik pintu yang nomornya sudah kulupa. bahkan kuncinya tidak pernah ada.
aku mulai bertanya-tanya. tidak adakah lampu untuk lorong-lorong kecil dimana pintu-pintu ini berada?
biar aku lebih jelas menatap ke matamu.
hingga merasa benar-benar sedang menyentuh jemarimu.
berlarian bersama di lorong-lorong yang diterangi tapak kaki kita di belakang.
mencari kunci-kunci pintu yang hilang.
membangun pintu di taman yang luas.
dan kita tidak perlu khawatir tidak akan berjumpa.
Laman
Selasa, 11 Agustus 2015
di sepenggal malam
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar