Laman

Kamis, 05 Maret 2015

nyanyian bisu

duduk di depan meja berkaki empat
balok-balok berjejer memeluk bambu untuk bertahan agar tidak jatuh
lampu warna-warni di langit-langit
seindah apa tanah yang kini kau injak, cobalah duduk di sampingku barang sebentar
biar jejak kita terukir bersama bebatuan di depan rumah.

aku tak punya apa-apa
tapi kau segalanya.
padahal tanyaku saja belum kau jawab.
di depan rumah ini selalu kunanti
hingga tidak ada yang ingin kuketahui selain suaramu
jawab saja pertanyaanku dengan senyuman bila kau tak mampu berucap
aku tak ingin teriakan-teriakan hatiku mengusik nyanyian-nyanyian bisu bibirmu
tak boleh kau terganggu, agar tidak berubah inginmu
inginku melunak seperti tanah yang semakin dalam karena basah
terkubur jejak-jejakku
jabat tanganku agar tidak tenggelam

aku mengingat kamu berucap bahwa kita tidak bisa bersama
bebatuan yang kususun menjadi tempat berteduh abu, kokoh menanggung beban lamunanku
disana ada kita
tapi kamu tidak ada.
aku tak punya apa-apa
tapi kamu segalanya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar